Wednesday, August 24, 2016

SUBNETTING KELAS A, B, C

SOAL DAN JAWABAN SUBNETTING


1.     Subnettting Kelas A

Metode menghitung Subnetting kelas A itu sama dengan kelas B dan C cuman Oktetnya aja yang di tambah lagi yaitu oktet 2, oktet 3, dan oktet 4 :

10                    85                    30                    2

1111111          11110000        0000000          0000000

Oktet 1                        Oktet 2                        Oktet 3                        Oktet 4

256                  256

Studi kasus 10.85.30.2 /12 tentukan Netmasknya, Total Ip, Network, dan Broadcast .


Karena ini adalah ip kelas A maka Hostnya yang nanti jadi acuan buat perhitungan adalah 85, jadi cara menghitungnya adalah /12 + 16 sehingga 12 + 16 = /28 *angka 16 ini didapat dari penjumlahan oktet 3 dan oktet 4 yang  masing-masing oktet berjumlah 8 biner jadi 8 + 8 = 16

Sehingga menjadi /28 yang mempunyai total ip 16 yaitu (0-15) maksudnya ip address 10.0.0.0 – 10.15.255.255 karena di kasus tersebut ip hostnya adalah 85 yaitu 10.85.30.2 sehingga tidak termasuk dalam range ip (0-15) untuk mengetahui 85 termasuk dalam range ip yang mana, kita gunakan cara yang sama persis waktu perhitungan subnetting kelas C dan B yaitu 85 dibagi total ip nya yaitu 16 dan hasilnya dikali 16 juga sehingga 85 : 16 = 5,13 di genapin jadi 5 x 16 = 80            dan 80 + 15 = 95 (80 – 95 ) sehingga host 85 terdapat di range ip (80 – 95). Maksudnya terdapat dalam range ip 10.80.0.0 – 10.95.255.255.

Ingat jangan lupa karena ini kelas A bukan berati total ip nya 16 juga ya, yang benar adalah 16 x 256 x 256 = 1.048.576 jadi /12 mempunyai jumlah total ip 1.048.576 wow banyak ya J namanya juga kelas A bro, nah disini bedanya klo kelas B cuman sekali doang dikali 256 tapi klo di kelas A harus dikali 256 sebanyak 2x kenapa ? karena menggunakan oktet 2, oktet3, dan oktet 4.

TOTAL IP         1.048.576

Network          10.80.0.0

IP Awal             10.80.0.1

IP Akhir            10.95.255.254

Broadcast        10.95.255.255

Netmask          256-16 = 255.240.0.0 (Perdana, 2013)


2.     Subnettting Kelas B

172.168.2.1/18

Biner   11111111        11111111        11000000        00000000

Oktet 1                                    Oktet 2                        Oktet 3                        Oktet 4

Subnet mask :  255      255                  192                  0

Jumlah subnet = 4

Jumlah host – 2 =        16384 – 2 = 16382


Block subnet               256 – 192 = 64




Block A           Block B           Block C           Block D

Net ID                         172.168.0.0     172.168.64.0   172.168.128.0 172.168.192.0

Host awal                    172.168.0.1     172.168.64.1   172.168.128.1 172.168.192.1

Host Terakhir        172.168.63.25       172.168.127.254         172.168.191.254         172.168.255.254
Broadcast        172.168.63.255           172.168.127.255         172.168.191.255
172.168.255.255



Net ID pada setiap block ditambahkan 64, 172.168.0.0 --> 172.16.64.0. karena IP Address ini adalah IP Address kelas B, maka yang ditambahkannya di oktet ke - 3.
Host pertama dan host terakhir memiliki range 64 pada oktet ke - 3, dapat ditentukan dari block subnetnya, namun pada oktet ke - 4 untuk host terakhir yaitu 254.
172.168.63.254, 254 merupakan IP Host Terakhir dan 255 merupakan IP Broadcast.

(range host awal dan host terakhir pada oktet ke-3) x 254 = jumlah host setiap block.
(172.168.0.1 - 172.168.63.254)
64 x 254 = jumlah host setiap block.

jumlah subnet ditentukan dari jumlah bit (1) pada oktet ke - 3  => , jumlah subnet menetukan banyaknya block.
jumlah host ditentuan dari sisa jumlah bit (0) pada oktet ke - 3 dan ke - 4 =>  - 2 = 16382 (IP valid) (prayoga, 2015)


3.     Subnettting Kelas C

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya. (kiezme said)



Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30


4.     Super Subnetting

Prosedur Supernetting :

Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address,  bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network  dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting  :   110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh

Proses netmasking    :    11111111 . 11111111 . 11111111. 00000000

Subnet-mask  Kls-C :          255     .       255     .         255       .        0

Setelah Supernetting :   110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnHH.hhhhhhhh

Proses netmasking    :   11111111.11111111.11111100.00000000

Supernet-mask          :         255    .      255    .      252     .        0

Untuk menghitung nilai desimal dari Subnet pada proses netmasking di atas, digunakan tabel konversi Biner


Manfaat dari supernetting adalah :  Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.

Ada dua masalah yang saling berkaitan, antara pemberian suatu kelas alamat pada suatu lembaga. Pertama kelas alamat yang diberikan lebih kecil daripada jumlah host yang akan dihubungkan. Dan yang kedua sebaliknya, kelas alamat yang lebih besar dari host yang akan saling dihubungkan. Supernetting berkaitan dengan metode untuk memanipulasi alokasi alamat yang terbatas sedemikian sehingga semua host yang tersedia dapat dihubungkan ke jaringan. Jadi supernetting adalah menggunakan bit mask alamat asal untuk membuat jaringan yang lebih besar. (Faza, 2012)

5.     Super Subnetting
Supernetting merupakan kebalikan dari subnetting. Yaitu teknik penggabungan beberapa subnet.

Manfaat dari supernetting adalah :

–          Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.

Ada dua masalah yang saling berkaitan, antara pemberian suatu kelas alamat pada suatu lembaga. Pertama kelas alamat yang diberikan lebih kecil daripada jumlah host yang akan dihubungkan. Dan yang kedua sebaliknya, kelas alamat yang lebih besar dari host yang akan saling dihubungkan. Supernetting berkaitan dengan metode untuk memanipulasi alokasi alamat yang terbatas sedemikian sehingga semua host yang tersedia dapat dihubungkan ke jaringan. Jadi supernetting adalah menggunakan bit mask alamat asal untuk membuat jaringan yang lebih besar. (Apa)

SOAL :

·         Sistem TCP/IP apakah yang mentranslasikan nama situs
               ke IP addressnya ?
·         Kelas IP address yang manakah yang memiliki jumlah host
             yang paling banyak ?
·         Kelas IP address yang manakah yang menyediakan network
      ID paling banyak ?
·         Berikan default subnet mask untuk IP address kelas C ?
·         Sebutkan network ID dari IP address 172.16.25.5 yang
      menggunakan default subnet mask ?

jawaban
·         Domain Name System (DNS):
·         Kelas A
·         Kelas c
·         255.255.255.0
·         172.16


 DOWNLOAD DISINI FILE WORDnya




DAFTAR PUSTAKA

Apa, A. A. (n.d.). Subnetting dan Supernetting. Retrieved august tuesday, 2016, from Subnetting dan Supernetting: https://emilianovianti.wordpress.com/2010/11/28/subnetting-dan-supernetting/
Faza. (2012, august). Subnetting vs Supernetting. Retrieved august tuesday, 2016, from Fazarianti (1200177): https://fazarianti.wordpress.com/2012/08/03/ketentuan-subnetting-dan-supernetting/
kiezme said. (n.d.). Menghitung Subnetting IP. Retrieved august tuesday, 2016, from Kiezme’s Weblog: https://kiezme.wordpress.com/menghitung-subnetting-ip/
Perdana, F. (2013, september). Cara Cepat dan Mudah Menghitung Subnetting Kelas A. Retrieved august tuesday, 2016, from Farras Perdana: https://farrasperdana.wordpress.com/2013/09/17/cara-cepat-dan-mudah-menghitung-subnetting-kelas-a/
prayoga, a. (2015, april). MENGHITUNG SUBNETTING IP ADDRESS KELAS B. Retrieved august tuesday, 2016, from INFORMATIKA: http://itechnicalkomputer.blogspot.co.id/2015/04/menghitung-subnetting-ip-address-kelas-b.html




Nama               : fandhi yulian mayori
Sekolah           : smk islam 1 blitar

Motto              : berusahalah terus

No comments:

Troubleshooting DHCP server

Troubleshooting DHCP server Oleh : fandhi yulian mayori 1.       Review Pengenalan DHCP  server DHCP (Dynamic Configuratio...